BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Indonesia saat ini masih di era reformasi, yang pada hakikatnya era
dimana semuanya mengalami perubahan dari bidang politik sampai bidang
teknologi. Perubahan itu semua tidak lepas dari adanya peristiwa yang menjadi
tonggak awal era reformasi. Peristiwa yang dilakukan oleh para mahasiswa yang
menuntut presiden Soeharto untuk lengser dari jabatannya sebagai presiden pada
saat itu. Hingga pada akhirnya presiden Soeharto berhenti menjadi presiden dan
digantikan oleh B.J.Habibie yang menandakan berakhirnya masa orde baru dan
berganti menjadi era reformasi. Adanya peralihan dari masa orde baru ke era
reformasi, tentu menimbulkan adanya perubahan politik dan ketatanegaraan,
selain itu permasalahan di era reformasi juga semakin kompleks karena
masyarakat diberi kebebasan penuh dalam mengaspirasikan pendapatnya dimuka umum
tanpa memerhatikan dampak dari tindakannya tersebut.
Ada hal yang perlu diketahui bahwa ada beberapa tokoh yang berperan
penting pada saat peralihan dari masa orde baru ke era reformasi. Tokoh-tokoh
tersebut diantaranya adalah Abdurrahman Wahid, Sri Sultan Hamengkubuwana X,
Megawati Soekarno Putri, Amien Rais.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari reformasi?
2. Bagaimana kronologi
reformasi di Indonesia?
3. Bagaimana kehidupan
ketatanegaraaan pada masa reformasi?
4. Siapa saja
tokoh-tokoh penting dalam reformasi di Indonesia?
1.3.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari reformasi
2.
Untuk mengetahui kronologi reformasi di Indonesia
3.
Untuk mengetahui kehidupan ketatanegaraaan pada masa
reformasi
4.
Untuk mengetahui tokoh-tokoh penting dalam reformasi
di Indonesia
1.4 Manfaat
Penulisan
1. Dapat
menambah ilmu
2. Kita dapat
lebih mengerti tentang kronologi peristiwa reformasi
3. Kita dapat
lebih memahami tentang kehidupan ketatanegaraan dan tokoh penting dalam
reformasi di Indonesia
BAB II
MATERI
2.1
Pengertian dari Reformasi
Reformasi secara etimologis berasal dari kata “reformation”
dengan akar kata “reform” yang bermakna pembaharuan atau perubahan. Reformasi
secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa. Sedangkan menurut arti kata dalam bahasa indonesia pengertian Reformasi
adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau
agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Di Indonesia sendiri, kata Reformasi
umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan
kekuasaan Presiden Soeharto atau era setelah Orde Baru.
2.2
Kronologi Peristiwa Reformasi
Reformasi Indonesia jika dipandang secara umum diakibatkan
karena krisis ekonomi dunia pada akhir abad 20, Indonesia salah satu negara
yang terkena dampak krisis ini. Dimulai pada tanggal 22 Januari 1998 angka
rupiah tembus 17.000,- per dolar AS dan IMF (Dana Moneter Internasional) tidak
menunjukkan rencana bantuannya untuk Indonesia. Kemudian awal Maret terdapat
dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk
menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang
disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional.
Hal tersebut ditanggapi Presiden Soeharto tepatnya Pada 15
April 1998 agar mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena
sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta ataupun
negeri melakukan unjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik. Tiga hari
kemudian yaitu pada 18 April 1998, Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima
ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan
dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut. Sehingga
sia-sia pula diadakan dialog antara perwakilan Pemerintah dan Mahasiswa.
Awal Mei 1998 mulailah terjadi puncak aksi dari mahasiswa,
akibat krisis ekonomi yang semakin carut marut pada tanggal 2 Mei sampai dengan
21 Mei 1998 terjadi banyak demonstrasi dan bentrok antara mahasiswa dengan
militer atau kepolisian, akibatnya tidak kurang 11 Mahasiswa meninggal dunia
dan puluhan lainnya mengalami cidera. Peristiwa tersebut sungguh memilukan bagi
Bangsa Indonesia saat itu. Sebagai klimaksnya yakni tanggal 21 Mei 1998 Ketua
Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid
(almarhum) pada pagi dini hari menyatakan, "Selamat tinggal pemerintahan
lama dan selamat datang pemerintahan baru". Setelah itu Presiden Soeharto
mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 09.00 WIB dan beliau mengucapkan
terima kasih serta mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia lalu meninggalkan
halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya.
2.3
Kehidupan Ketatanegaraan pada Masa Reformasi
Era reformasi yang dimulai pada
tahun 1999, membawa perubahan-perubahan yang mendasar dalam sistem pemerintahan
dan ketatanegaraan kita sebagaimana nampak pada perubahan yang hampir
menyeluruh atas Undang Uundang Dasar 1945. Perubahan undang-undang dasar ini,
sebenarnya terjadi demikian cepat tanpa dimulai oleh sebuah perencanaan
panjang. Hal ini terjadi karena didorong oleh tuntutan perubahan-perubahan yang
sangat kuat pada awal reformasi antara lain tuntutan atas kehidupan negara dan
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih demokratis, penegakan hukum yang lebih
baik, penghormatan atas hak-hak asasi manusia dan berbagai tuntutan perubahan
lainnya.
Terhadap berbagai tuntutan tersebut
para anggota MPR meresponsnya dengan memulai perubahan terhadap sesuatu yang
mendasar yaitu perubahan Undang Undang Dasar 1945. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa salah satu sumber permasalahan yang menimbulkan problem politik
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara selama ini adalah karena kelemahan
Undang Undang Dasar 1945 antara lain:
a.
UUD 1945 menyerahkan kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden.
b.
Tidak adanya prinsip check and balances dalam UUD 1945 antara lain
menyerahkan kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan
kedaulatan rakyat.
c.
UUD 1945, terlalu fleksibel menyerahkan penyelenggaraan negara pada
semangat para penyelenggara negara yang dalam pelaksanaannya banyak
disalahgunakan.
d.
Pengaturan mengenai hak asasi manusia yang minim, serta
e.
Kurangnya pengaturan mengenai pemilu dan mekanisme demokrasi.
Oleh karena itu, perubahan UUD
1945 yang pertama pada sidang umum tahun 1999, terjadi dalam waktu yang sangat
singkat yaitu hanya sekitar satu minggu perdebatan pada tingkat Panitia Ad Hoc,
menghasilkan perubahan penting terhadap 9 pasal yang terkait dengan
penyeimbangan kedudukan Presiden dengan DPR.
Walaupun demikian, kalau kita
kembali melihat sejak awal pemerintahan Presiden Habibie ide perubahan UUD 1945
telah dimulai dan bahkan pernah dibentuk sebuah panitia yang diketuai oleh
Prof.DR. Bagir Manan untuk mengkaji perubahan UUD 1945 dan telahmelakukan
serial diskusi yang cukup panjang dan menghasilkan berbagai pemikiran terhadap
perubahan undang-undang dasar ini dalam sebuah buku.Karena itu, ketika
perdebatan pada MPR mengenai perubahan undang-undang dasar ini sebagian besar
fraksi telah menyiapkan rancangan perubahan yang menyeluruh atas undang-undang
dasar 1945 itu. Karena waktu yang tidak memungkinkan, perubahan pertama itu
hanya terjadi terhadap beberapa pasal yang terkait dengan pembatasan kekuasaan
Presiden dan penguatan DPR, dan perubahan lainnya dicadangkan pada sidang
tahunan berikutnya.
Karena begitu luasnya perdebatan
awal ketika memulai perubahan ini, untuk menghindari disorientasi dalam
perubahan-perubahan yang akan dilakukan, seluruh fraksi di Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada saat itu menyepakati lima prinsip yaitu:
a.
Tidak mengubah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
b.
Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c.
Mempertegas sistem pemerintahan presidensil.
d.
Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan
dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
e.
Perubahan dilakukan dengan cara adendum.
Perubahan Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945), yang telah dilakukan selama 4 kali. Perubahan Pertama
tahun 1999, Perubahan Kedua tahun 2000, Perubahan Ketiga tahun 2001 dan Perubahan
Keempat tahun 2002, telah membawa implikasi politik yang sangat luas dalam
sistem ketatanegaraan Indoneisa. Kalau kita membaca dengan cermat
perubahan tersebut, akan nampak bahwa empat kali perubahan merupakan satu
rangkaian perubahan yang dilakukan secara sistematis dalam rangka menjawab
tantangan baru kehidupan politik Indonesia yang lebih demokratis sesuai dengan
perkembangan dan perubahan masyarakat.
Tuntutan perubahan sistem politik
dan ketatanegaraan dalam bentuk perubahan Undang Undang Dasar 1945, adalah
pesan yang sangat jelas disampaikan oleh gerakan reformasi yang dimulai sejak
tahun 1998.
Keempat perubahan ini, mencakup
aspek yang sangat luas dan mendalam baik dari jumlah pasal yang diubah dan
ditambah maupun dari substansi perubahan yang terjadi. UUD 1945 sebelum
perubahan hanya terdiri dari 16 bab, 37 pasal dan 47 ayat ditambah 4 pasal
Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan. Setelah 4 kali perubahan, UUD 1945
menjadi 20 bab, 73 pasal, 171 ayat ditambah 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal
Aturan Tambahan. Substansi perubahan menyentuh hal-hal yang sangat mendasar
dalam sistem politik dan ketatanegaraan yang berimplikasi pada perubahan
berbagai peraturan perundangan dan kehidupan politik Indonesia di masa depan.
Dalam kerangka inilah berbagai perundang-undangan baru bidang politik disusun,
yaitu UU Partai Politik, UU Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden serta UU Susunan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
2.4
Tokoh-Tokoh Penting dalam Reformasi di
Indonesia
Tokoh-tokoh
reformasi belakang
menjadi tokoh yang menggemparkan dunia politik Indonesia. Mereka hadir dengan
berbagai cara pandang baru yang sedikit banyak mengubah haluan dunia politik
Indonesia.
Masa
reformasi yang terjadi beberapa tahun ke belakang bisa jadi merupakan masa-masa
perubahan Indonesia dari segala sisi. Politik, sosial dan ekonomi. Perubahan
itu merata di semua lapisan masyarakat. Dari kalangan atas hingga masyarakat
kelas bawah. Ada masyarakat yang menilai itu sebagai sebuah perubahan positif,
dan ada juga sebagian masyarakat yang justru memandang itu sebagai hal yang
negatif.
Kenyataannya,
setelah masa-masa itu, setelah kehadiran tokoh-tokoh reformasi itu, Indonesia
mengalami berbagai konflik lanjutan. Beragam konflik muncul. Konflik yang lama
terpendam, semua menguak dan berebut untuk dicarikan jalan keluarnya.
Keadaan
ekonomi, sosial, dan politik yang masih tidak stabil akibat masa reformasi itu
semakin menambah sulit terselesaikannya masalah-masalah tersebut. Akibatnya,
masalah-masalah kecil yang seharusnya diperhatikan, menjadi sangat terabaikan,
dan masalah besar pun belum bisa diselesaikan dengan sempurna.
Tokoh-tokoh
Reformasi muncul karena mereka gusar akan keadaan perekonomian Indonesia
yang tak kunjung membaik, malahan semakin terpuruk karena dihantam badai
krisis moneter yang melanda Asia Tenggara.
Disokong
oleh gelombang gerakan mahasiswa se-Indonesia yang menuntut Soeharto
turun dari kursi presiden, akhirnya memaksa MPR mencabut mandat tugas
presiden. Soeharto akhirnya menandatangani surat pengunduran diri dari
jabatan kepresidenan dan diserahkan kepada BJ Habibie, yang waktu itu
menjabat wakil presiden. Peristiwa itulah yang dengan seketika
banyak memunculkan tokoh-tokoh reformasi yang kontroversial.
Tidak mungkin dalam peristiwa besar seperti Reformasi
Indonesia tanpa dipelopori oleh tokoh-tokoh besar bangsa. Tokoh ini sangatlah
kritis dalam menyikapi era orde baru atau masa Presiden Soeharto, mereka juga
sanggup menggerakkan ribuan mahasiswa untuk melakukan protes dan demo kepada
Pemerintahan walaupun dibayang-bayangi pihak keamanan Indonesia. Demi semangat
perubahan untuk Indonesia maka reformasi pun tidak bisa terelakkan lagi, dan
berikut tokoh-tokoh penting dalam Reformasi Indonesia;
1. Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur, adalah
pemimpin Nahdhatul Ulama, sebuah ormas Islam terbesar di Indonesia.
Gus Dur memiliki karisma yang kuat. Selain ulama, beliau juga
negarawan yang memiliki wawasan tentang pentingnya pluralisme
bangsa. Gus Dur adalah salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang
membawa dampak banyak bagi Indonesia. Gus Dur juga yang mencentuskan
pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sir Sultan
Hamengkubuwono X, dan Amien Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi
yang hadir di Ciganjur menamai dirinya sebagai kelompok Poros Tengah
yang bertekad menggulirkan agenda reformasi di Indonesia.
Pada masa pemilu pertama di awal orde reformasi, Gus
Dur dijagokan menjadi calon presiden RI oleh tokoh-tokoh reformasi
dari PKB dan disokong penuh oleh kelompok Poros Tengah. Akhirnya,
Gus Dur ditunjuk sebagai Presiden RI menggantikan BJ Habibie,
sedangkan Megawati diangkat menjadi wakil presiden mendampingi Gus Dur.
Namun di tengah masa pemerintahnya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh
MPR.
2. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X merupakan sosok Raja Yogyakarta
yang memiliki peran penting mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena
sejak krisis moneter Indonesia mengalami ancaman disintregrasi.
Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari pangkuan ibu pertiwi, memicu
timbulnya separatisme di beberapa tempat di Indonesia. Banyak
yang tidak tahu, bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh-tokoh reformasi.
Pada masa menjelang reformasi, Sri Sultan sering turun ke jalan menenangkan
demonstran agar tak bertindak anarkis, terutama di Yogyakarta sehingga membawa
dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta sendiri.
Sebagai salah satu tokoh yang tergabung dalam
tokoh-tokoh reformasi, beliau lebih berperan sebagai pengendali
massa. Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan ditunjuk
menjabat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Sri Paku Alam
IX menggantikan gubernur sebelumnya Sri Paku Alam VIII yang telah
wafat.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati Soekarno Putri merupakan simbol dari perlawan
terhadap rezim orde baru. Saat jabatan ketua PDI digulingkan sepihak oleh
Soeryadi yang disokong oleh rezim orde baru, Megawati pun mendirikan partai
baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Sejak itu,
Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, pemeran
dalam tokoh-tokoh reformasi ini memiliki peran yang cukup penting. Beliau
merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu
legislatif, partai yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara,
bahkan mengalahkan Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai wakil
presiden mendamping Gus Dur dan beliau didukung oleh banyak tokoh-tokoh
reformasi lainnya. Dua tahun berikutnya, Megawati naik menjadi presiden
menggantikan kedudukan Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk
Hamzah Haz sebagai wakil presiden untuk mendampingi Megawati melanjutkan
pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu dari tokoh-tokoh reformasi
yang hadir dari dunia kampus. Amien Rais juga punya andil dalam menggulingkan
rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok pencetus berdirinya kelompok Poros
Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur, tempat kediaman Gus Dur. Awal-awal
menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke jalan bergabung
dengan demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais begitu cerdas.
Beliau menawarkan perubahan demokrasi Indonesia yang lebih modern.
Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya,
yakni Partai Amanat Nasional. Pada era reformasi, PAN merupakan salah satu
partai papan atas sehingga beliau juga sempat menjabat sebagai ketua MPR.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan
(bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Di
Indonesia sendiri, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada
tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan Presiden Soeharto atau era setelah Orde
Baru.
Reformasi Indonesia diawali dengan krisis ekonomi dunia pada
akhir abad 20, Indonesia salah satu negara yang terkena dampak krisis ini.
Dimulai pada tanggal 22 Januari 1998 angka rupiah tembus 17.000,- per dolar AS
dan IMF (Dana Moneter Internasional) tidak menunjukkan rencana bantuannya untuk
Indonesia.
Era reformasi yang dimulai pada
tahun 1999, membawa perubahan-perubahan yang mendasar dalam sistem pemerintahan
dan ketatanegaraan kita sebagaimana nampak pada perubahan yang hampir
menyeluruh atas Undang Undang Dasar 1945.
Tokoh-tokoh yang
berperan dalam munculnya era reformasi di Indonesia diantaranya adalah Abdurrahman
Wahid, Sri Sultan Hamengkubuwana X, Megawati Soekarno Putri, Amien Rais.
3.2 Saran
Pada
hakikatnya era reformasi itu perubahan struktur ketatanegaraan yang didasarkan
pada pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Namun pada kenyataannya era reformasi
yang dimulai sejak pemerintahan B.J.Habibie samapai saat ini masih banyak
terjadi pelanggaran-pelanggaran terutama dalam mengaspirasikan pendapatnya. Dan
kami berharap pemerintahan di Indonesia pada era reformasi saat ini dan yang
akan datang menjadi lebih baik.
Demikianlah makalah
yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
ijin copy
BalasHapussilahkan semoga bermanfaat
Hapussangat seru sekali ka
BalasHapusagen viagra
pil biru
obat hammer